Rabu, 23 Oktober 2013

PERKEMBANGAN METODE ISYARAT PADA PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU

            Metode ini didasari oleh pandangan yang menyatakan bahwa sesuai dengan kodratnya bahasa yang paling cocok untuk anak tunarungu ialah bahasa isyarat
        Pada abad ke 18 Abbe de L Eppee, seorang pendidik di perancis mempelopori mengajar dengan bahasa isyarat kepada anak tunarungu. Oleh karena itu metode isyarat sering juga disebut metode Perancis. Isyarat itu dicoba digambarkan menjadi tanda – tanda gambar, seperti tulisan Hieroglyph di Mesir dan tulisan Kanji di Cina. Isyarat – isyarat yang sederhana memutuhkan 3000 sampai 4000 buah tanda gambar.
        Pengikut Abbe de L Eppee kemudian menyempurnakan tanda gambar isyarat abjad jari yang lebih sederhana, karena disesuaikan dengan abjad latin. Dengan media abjad jari anak tunarungu dapat mengetahui dan memberitakan namanya, pekerjaan – pekerjaan yang dilakukannya dan hal – hal yang kongkrit lainnya.
        Buku – buku sederhana yang khusus ditulis untuk anak – anak tunarungu disusun dengan mempergunakan kalimat – kalmat sederhana yang pendek – pendek dengan menghindarkan kata – kata yang bersifat abstrak.
        Mula – mula abjd jari mempergunkan dua tangan, kemudian dipergunakan juga satu tangan.

Metode satu tangan

Metode dua tangan

       Keuntungan metode isyarat ialah: sesuai dengan dunia anak tunrungu, yaitu dunia tanpa suara, sesuai dengan kemampuan anak tunarungu untuk menerima dan mengeluarkan pikiran – pikiran melalui lambing visual sesuai dengan bahasa ibunya.
        Kelemahan metode ini ialah, tidak effisien karena banyaknya isyarat yang harus dipelajari, tidak semua pengertian ( terutama pengertian yang abstrak ) dapat diisyaratkan, keragaman isyarat sesuai dengan daerah dan kehendak si pembuat isyarat, dan membatasi anak tunarungu pada lingkungan yang dapat mengerti isyarat – isyaratnya.
        Dari Perancis metode ini berkembang ke negeri Belanda, Belgia, dan Inggris. Sekolah pertama di Amerika Serikat yang dirinti Galaudet, juga mempergunakan metode isyarat. Sekolah pertama di Negara kita yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1930 juga mula – mula mempergunakan metode isyarat karena diselenggarakan oleh orang – orang belanda.

Sumber : Pendidikan Anak Tunarungu, Oleh, Emon Sastrawinata. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977

Tidak ada komentar:

Posting Komentar