Kamis, 24 Oktober 2013

MASALAH YANG DIHADAPI ANAK TUNARUNGU



            Masalah yang pertama – tama dihadapi anak – anak tunarungu ialah masalah komunikasi.
Tidak berfungsinya indra pendengaran sebagian atau seluruhnya mengurangi atau menghilangkan kemampuan berkomunikasi. Intisari daripada cacat pendengaran ialah rintangan yang hebat yang bersifat kejiwaaan untuk memakai kata – kata, pikiran – pikiran, pendapat – pendapat serta hal – hal yang halus dan mungil dalam bahasa.
       Anak tunarungu tidak dapat memperoleh bahasa denga cara yang mudah. Ia tidak dapat mengerti bahasa dan mempergunakan tanpa latihan yang khuus. Bagi anak tunarungu yang masih kecil, dunia merupakan tempat dengan kegiatan tanpa suara, mereka melihat apa yang terjadi di sekitarnya, tetapi mereka tidak mengerti mengapa dan oleh sebab apa kejdian itu. Anak tunarungu tidak dapat berkomunikasi dengan pengalamannya yang khusus karena mereka kehilangan alat untuk itu, mereka idak mempunyai kata – kata untuk mengekspresikan dirinya, untuk memrotes, untuk menolak, untuk berpartisipasi dalam percakapan, menambh cita – cita dan mengungkapkan perasaannya. Dan oleh Karen itu kesemuanya, maka merek frustasi, tidak bahagia, dan menarik diri dari pergaulan.
       Ketunarunguan pada seseorang anak mempunyai kibat yang berunrun pada kejiwaan dan kehidupannya. Anak tunarungu menderita kemerosotan nilai dalam masyarakat “Social Devaluation” dan perasaan tidak aman “insecurity”. Mereka tidak mendapat harga diri seperti apa yang mereka haparkan karena orang lain tidak mengakui dan menerima kehadirannya. Oleh karena itu mereka merasa tidak aman, mereka selalu bimbang karena kegoncangan kedudukannya dalam masyarakat. Perpaduan antara kemerosotan nilai diri dalam masyarakat dan perasaan tidak aman ini akan menimbulkan perasaan nista dan tidak berguna sepanjang hidup mereka, sehingga kadang – kadang mereka menunjukkan gejala tingkah laku yang ekstrim.
       Penyelidikan di Inggris menimbulkan bahwa :
1.  Anak tunarungu mengalami kelambatan motorik yang mungkin disebabkan oleh kerusakan pada labyrinth dan akhirnya mempengaruhi indera keseimbangan.
2.  Pada anak tunarungu lebih lazim terdapat tingkah laku yang ditandai oleh teknan emosi, seperti tabiat suka marah, gelisah ketakutan yang menetap, kesulitan tidur, dan ngompol, yang menyebabkan terletak pada hambatan dalam pengalaman dan eksploitasi sosialnya.
3.  Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosial, dan ada sebagian yang psikiatris.
4.  Perkembangan intelegensi nak tunarungu mengalami kelambatan karena kesulitan pemakaian simbul – simbul dalam bahasa dan kebiasaan mereka memakai simbul bukan bahasa “non linguistic symbol”.
5.  Pengaruh dan ancaman ketunarunguan terhadap perkembangan sosial dan emosi tidak dapat dikatakan lebih ringan daripada pengaruh dan ancaman ketulian terhadap perkembangan bahasa dan intelegensi.

Dapat disimpulkan bahwa maslah yang dihadapi anak tunarungu ialah masalah komunikasi, masalah kepribadian dan masalah kehidupan leih lanjut, terutama masalah pemilihan dan penempatan kerja. 

Sumber : Pendidikan Anak Tunarungu, Oleh Emos Sastrawinata, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977

Tidak ada komentar:

Posting Komentar