Minggu, 17 November 2013

Perkembangan Kognitif Anak Tunarungu

1.  Livia Clarisa Velda setiawan (tunarungu) mendapat juara 3 pada lomba Olimpiade Sain.
2. Alif Maulana Agung Pribadi (tunarungu) mendapat juara 2 pada lomba Olimpiade matematikan.
3. Gemuruh Luhur M. (tunarungu) mendapat juara 1 pada lomba IT/ komputer.


Pada umumnya intelegensi ank tunarungu secara potensial sama dengan anak normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya. Keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak. Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian perkembangan inteligensi secara fungsional terhambat.
     Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa pada anak tunarungu menghambat perkembangan inteligensinya.
     Kerendahan tingkat inteligensi anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah, tapi umumnya disebabkan inteligensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Pemberian bimbingan yang teratur terutama dalam kecakapan berbahasa akan dapat membantu perkembangan anak tunarungu. Tidak semua aspek inteligensi anak tunarungu terhambat. Aspek inteligensi yang terhamat perkembangannya ialah yang bersifat verbal, misalnya merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan dan meramalkan kejadian.
     Aspek inteligensi yang bersumber dari penglihatan dan yang berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan, tetapi justru berkembang lebih cepat.
     Cruickshank yang dikutip oleh Yuke R. Siregar (1986:6) mengemukakan bahwa:
     Anak – Anak tunarungu sering memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh drajat gangguan pendengaran yang dialami anak, tetapi juga tergantung pada potensi kecerdasan yang dimiliki, rangsangan mental, serta dorongan dari lingkungan luar yang memeberikan kesempatan bagi anak untuk  mengembangkan kecerdasan itu.
     Banyak pendapat yang mengemukakan tentang kmampuan intelektual anak tunrungu. Pendapat – pendapat ini ada yang saling bertentangan. Ada beberapa ahli ilmu jiwa menyatakan bahwa kemampuan kognitif sangat erat hubungannya dengan bahasa.
     Sebaliknya ada pula yang berpendapat bahwa anak tunarungu tidak harus lebih rendah taraf inteligensinya dari anak normal.
     Fruth, yang dikutip oleh Sri Murdiani (1987 : 32) mengemukakan bahwa :
     Anak tunarungu menunjukkan kelemahan dalam memahami konsep berlawanan, dan konsep berlawanan itu sangat tergantung dari penglaman bahasa, misalnya panas – dingin.

Sumber : Psikologi Anak Luar Biasa,
oleh Dra. H. T Sutjihati Somantri, PsyCH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar