2. Alif Maulana Agung Pribadi (tunarungu) mendapat juara 2 pada lomba Olimpiade matematikan.
3. Gemuruh Luhur M. (tunarungu) mendapat juara 1 pada lomba IT/ komputer.
Pada umumnya
intelegensi ank tunarungu secara potensial sama dengan anak normal, tetapi
secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan
berbahasanya. Keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak. Akibat
ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas.
Dengan demikian perkembangan inteligensi secara fungsional terhambat.
Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat
dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa pada anak
tunarungu menghambat perkembangan inteligensinya.
Kerendahan tingkat inteligensi anak
tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah, tapi umumnya
disebabkan inteligensinya tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Pemberian
bimbingan yang teratur terutama dalam kecakapan berbahasa akan dapat membantu
perkembangan anak tunarungu. Tidak semua aspek inteligensi anak tunarungu
terhambat. Aspek inteligensi yang terhamat perkembangannya ialah yang bersifat verbal,
misalnya merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan dan meramalkan
kejadian.
Aspek inteligensi yang bersumber dari
penglihatan dan yang berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan, tetapi
justru berkembang lebih cepat.
Cruickshank yang dikutip oleh Yuke R.
Siregar (1986:6) mengemukakan bahwa:
Anak – Anak tunarungu sering memperlihatkan
keterlambatan dalam belajar dan kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak
hanya disebabkan oleh drajat gangguan pendengaran yang dialami anak, tetapi
juga tergantung pada potensi kecerdasan yang dimiliki, rangsangan mental, serta
dorongan dari lingkungan luar yang memeberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecerdasan itu.
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang
kmampuan intelektual anak tunrungu. Pendapat – pendapat ini ada yang saling
bertentangan. Ada beberapa ahli ilmu jiwa menyatakan bahwa kemampuan kognitif
sangat erat hubungannya dengan bahasa.
Sebaliknya ada pula yang berpendapat bahwa
anak tunarungu tidak harus lebih rendah taraf inteligensinya dari anak normal.
Fruth, yang dikutip oleh Sri Murdiani (1987
: 32) mengemukakan bahwa :
Anak tunarungu menunjukkan kelemahan dalam
memahami konsep berlawanan, dan konsep berlawanan itu sangat tergantung dari
penglaman bahasa, misalnya panas – dingin.
Sumber
: Psikologi Anak Luar Biasa,
oleh
Dra. H. T Sutjihati Somantri, PsyCH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar